085158007125

Allah Tidak Merahasiakan Malam Nisfu Syaban, Mengapa?Oleh Adinda Fitratunnisa Aulia

$rows[judul]

Nurussalam Krapyak - Sya’ban adalah bulan yang memiliki banyak keistimewaan, di dalamnya terdapat satu malam yang mustajab untuk berdo’a yaitu malam nisfu Sya’ban. Peristiwa-peristiwa besar terjadi di malam penuh berkah itu. Sama halnya dengan malam Lailatul Qodar, di dalamnya juga memiliki keistimewaan yang agung. Malam yang sangat di harapkan oleh muslim seluruh dunia.

Allah tidak merahasiakan waktu terjadinya malam nisfu Sya’ban kepada siapapun. Allah memperlihatkannya secara terang-terangan. Waktu beserta tanggalnya sudah jelas dan tidak pernah berubah-ubah di setiap tahunnya, yakni tanggal 15 bulan Sya’ban.

Hal ini berbeda dengan malam Lailatul Qodar. Allah merahasiakan kapan malam Lailatul Qodar terjadi. Bisa jatuh pada tanggal 21, 23, 25, 27 atau bahkan di sepanjang  bulan Ramadhan berpotensi Lailatul Qodar. Untuk kapan titik tanggal persisnya masih benar-benar menjadi misteri dan hanya Allah Swt yang mengetahuinya.

Dari perbedaan tersebut muncullah pertanyaan mengapa Allah tidak merahasiakan malam nisfu Sya’ban tetapi merahasiakan Lailatul Qodar? Padahal keduanya sama-sama memiliki keistimewaan dan kemuliaan yang dipenuhi limpahan rahmat.

Syekh Abdul Qodir al-Jilani menegaskan bahwa Lailatul Qodar dirahasiakan waktunya karena ia lebih mendominasi sisi rahmat dan ampunan di dalamnya. Barangsiapa yang menghidupi Lailatul Qodar, maka ia akan diberi kemuliaan dan pahala yang sangat melimpah. Oleh sebab itu, Allah merahasiakan waktu kapan terjadinya Lailatul Qodar agar umat Islam tidak hanya mengandalkan dan beribadah dengan serius di waktu itu saja. Dengan dirahasiakannya Lailatul Qodar, akan semakin terlihat siapa yang memang beribadah dengan sungguh-sungguh dan siapa yang hanya beribadah di waktu-waktu tertentu saja.

Berbeda dengan malam nisfu Sya’ban. Walaupun di dalamnya memiliki rahmat yang melimpah, akan tetapi pada malam itu lebih dominan ke sisi “penentuan nasib” seorang manusia. Yang menarik di malam nisfu Sya’ban, amal perbuatan manusia selama satu tahun dilaporkan di hadapan Allah Swt. Manusia di uji selama satu tahun, apakah ia semakin dekat dengan Allah Swt atau justru sebaliknya. Jadi malam nisfu Sya’ban adalah malam penentuan siapa yang layak mendapatkan ridha-Nya dan siapa yang pantas mendapatkan azab-Nya. Di malam tersebut tampak jelas siapa yang beruntung dan siapa yang celaka. Oleh karena itu malam nisfu Sya’ban tidak dirahasiakan oleh Allah Swt.

Syekh Abdul Qodir al-Jilani mengatakan :

وقيل إن الحكمة في أن الله تعالى أظهر ليلة البراءة وأخفى ليلة القدرة لأن ليلة القدرة ليلة الرحمة والغفران والعتق من النيران, أخفاها الله لئلا يتكلوا عليها

“Dikatakan, hikmah Allah memperlihatkan malam pembebasan (nisfu Sya’ban) dan menyamarkan Lailatul Qodar adalah bahwa Lailatul Qodar merupakan malam kasih sayang, pengampunan, dan pemerdekaan dari neraka. Allah menyamarkan Lailatul Qodar agar para manusia tidak mengandalkannya.”

وأظهر ليلة العبرة لأنها ليلة الحكمة والقضاء وليلة السخط والرضاء ليلة القبول والرد والوصول والصد, ليلة السعادة والشقاء والكرامة والنقاء فواحد فيها يساعد والآخر فيها يبعد, وواحد يجزى و يخزى وواحد يكرم وواحد يحرم, واحد يهجر وواحد يؤجر

“Dan Allah memperlihatkan malam pembebasan (nisfu Sya’ban) karena ia adalah malam penghakiman dan pemutusan, malam kemurkaan dan keridhaan, malam penerimaan dan penolakan, malam kebahagiaan dan kecelakaan, malam kemuliaan dan pembersihan. Sebagian orang beruntung, sebagian yang lain dijauhkan dari rahmat-Nya, ada yang dibalas pahala, ada pula yang dihinakan, ada yang dimuliakan, ada pula yang di cegah dari rahmat-Nya, salah seorang di diamkan, salah seorang di beri pahala.” (Syekh Abdul Qodir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, hal. 283)

Demikianlah alasan mengapa malam nisfu Sya’ban tidak di rahasiakan. Semoga kita semua termasuk dalam golongan hamba Allah Swt yang beruntung dan senantiasa mendapatkan ridha-Nya. 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)