Nurussalam Krapyak – Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga yang mengajarkan pendidikan Agama Islam. Sebagai lembaga pendidikan Islam, tentu pembinaan akhlak selalu diutamakan yang berdasar pada Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber rujukan manusia berperilaku. Akhlak merupakan domain terpenting dalam kehidupan bermasyarakat. Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang sangat dibutuhkan, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Pondok pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu Al-Qur’an
dan Hadits,
tetapi juga kitab-kitab klasik sebagai alat untuk melihat lebih dalam makna
yang terkandung dalam Al-Quran. Melalui kitab Adab Al-Alim Wal Muta’allim
seseorang
dapat menelisik kedudukan akhlak yang mulia. Kedekatan seorang Kiai kepada
santri sangat mempengaruhi terhadap jiwa para santri. Itulah sebabnya, Kiai
bukan hanya sekadar pendidik saja, tetapi juga sebagai suri tauladan bagi santri-santrinya
dalam upaya membina ke arah akhlak yang luhur.
Hampir semua lini kehidupan di Indonesia telah mengalami
kemerosotan akhlak, atau dengan kata lain, bukan hanya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan, akan
tetapi juga krisis akhlak. Permasalahan-permasalahan yang muncul belakangan ini
seperti batasan antara pornografi dan pornoaksi, tawuran antar pelajar atau
mahasiswa, minum-minuman keras dan narkoba, memandang guru sebagai petugas yang
semata hanya mengajar lalu pulang dan mendapat gaji dari negara.
Dari semua bentuk penyimpangan tersebut perlu usaha yang
serius untuk mengatasinya. Salah satu usaha untuk menanggulanginya yaitu
melalui pendidikan agama. Penanganan merosotnya akhlak dapat dilakukan melalui pendidikan karakter.
Dengan demikian akan lebih mengetahui hal yang baik dan buruk.
Untuk mengetahui urgensi pendidikan karakter di era ini,
erlu kita menilik pengertian karakter secara istilah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter
adalah sifat kejiwaan atau akhlak budi pekerti yang dapat membedakan sesorang
dengan yang lainya. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa pada
bagian ini akan memaparkan nilai-nilai karakter dan adab seorang santri kepada guru dalam kitab Adabul
‘Alim Wal Muta’allim.
Nilai-nilai
yang terkandung dalam kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim menjelaskan
bagaimana perilaku atau adab sopan santun seorang santri kepada gurunya agar
menjadi insan yang terdidik demi kemajuan bangsa. Dalam konsep pendidikan kitab
Adabul Alim wal Muta’allim, terdapat
lima konsep pendidikan akhlak.
1.
Memurnikan
Niat
Niat merupakan sesuatu
yang sangat dibutuhkan untuk kita semua bahkan dalam hal apapun tetntunya dalam
mencari ilmu, seperti
sabda Rasulullah SAW:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ
بِالنِّيَّةِ
“Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada
niatnya."
Menuntut ilmu untuk mencari ridho Allah SWT, mengharap
kebahagiaan dunia dan akhirat, menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri,
dan melestarikan Islam. Karena sesungguhnya kelestarian Islam hanya dapat
dipertahankan dengan ilmu.
2. Berperilaku
Qana’ah
Qana’ah mengandung
lima perkara yaitu menerima dengan rela terhadap
apa yang ada, memohon kepada Allah tambahan yang
pantas, menerima dengan sabar atas sesuatu yang sudah menjadi takdir, tidak
tertarik oleh tipu daya dunia, dan selalu
berdoa kepada Allah dan berusaha.
3.
Berperilaku
Tawadhu’
Sikap Tawadhu' adalah rendah
hati, yang mana sikap ini
banyak kita jumpai di lingkungan pondok pesantren. Sikap tawadhu sendiri
mempunyai beberapa ciri antara lain tidak sombong, tidak angkuh atau
merendahkan diri.
4.
Berperilaku Zuhud
Zuhud
dapat didefinisikan dengan suatu usaha untuk
mengalihkan perhatianya terhadap kenikmatan dunia dan meninggalkan sesuatu,
yang paling utama adalah hal-hal keduniaan seperti harta, pangkat dan kedudukan
di masyarakat yang hanya bersifat sementara.
5.
Menghindari kemaksiatan
Pendidikan karakter harus dilaksanakan sesuai akidah dan akhlak, agar menjadi seseorang yang bertakwa kepada Allah. Kemaksiatan sama halnya dengan perilaku tercela, tercela adalah perilaku buruk yang dikenal sebagai suatu tipu daya yang menggambarkan kegiatan yang perlu dihindari karena mendatangkan mudharat bagi pelakunya. Kegiatan tersebut menipu diri sendiri dan orang lain.
Pendidikan
akhlak terhadap seorang santri
di lingkungan pondok pesantren sangatlah penting. Dalam kajian kitab ini
diperlukan untuk mendorong tanggung jawab, meningkatkan etika seorang santri, meningkatkan motivasi
belajar, membangun pola pikir dan terkhusus pola sikap. Penulis dapat
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kualitas etika seorang santri sebelum dan
sesudah mempelajari kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim.
Tulis Komentar