085158007125

Etika Seorang Santri dalam Bersikap kepada Gurunya, Perspektif Kitab Adab Al-Alim Wal MutaallimOleh Faisal Ashar Naim

$rows[judul] Keterangan Gambar : Santri sedang melakukan madrasah diniyah

        Nurussalam Krapyak – Pondok Pesantren merupakan  salah satu lembaga yang mengajarkan pendidikan Agama Islam. Sebagai lembaga pendidikan Islam, tentu pembinaan akhlak selalu diutamakan yang berdasar pada Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber rujukan manusia berperilaku. Akhlak merupakan domain terpenting dalam kehidupan bermasyarakat. Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang sangat dibutuhkan, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Pondok pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu Al-Qur’an dan Hadits, tetapi juga kitab-kitab klasik sebagai alat untuk melihat lebih dalam makna yang terkandung dalam Al-Quran. Melalui kitab Adab Al-Alim Wal Muta’allim seseorang dapat menelisik kedudukan akhlak yang mulia. Kedekatan seorang Kiai kepada santri sangat mempengaruhi terhadap jiwa para santri. Itulah sebabnya, Kiai bukan hanya sekadar pendidik saja, tetapi juga sebagai suri tauladan bagi santri-santrinya dalam upaya membina ke arah akhlak yang luhur.

Hampir semua lini kehidupan di Indonesia telah mengalami kemerosotan akhlak, atau dengan kata lain, bukan hanya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan, akan tetapi juga krisis akhlak. Permasalahan-permasalahan yang muncul belakangan ini seperti batasan antara pornografi dan pornoaksi, tawuran antar pelajar atau mahasiswa, minum-minuman keras dan narkoba, memandang guru sebagai petugas yang semata hanya mengajar lalu pulang dan mendapat gaji dari negara.

Dari semua bentuk penyimpangan tersebut perlu usaha yang serius untuk mengatasinya. Salah satu usaha untuk menanggulanginya yaitu melalui pendidikan agama. Penanganan merosotnya akhlak dapat  dilakukan melalui pendidikan karakter. Dengan demikian akan lebih mengetahui hal yang baik dan buruk.

            Untuk mengetahui urgensi pendidikan karakter di era ini, erlu kita menilik pengertian karakter secara istilah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karakter adalah sifat kejiwaan atau akhlak budi pekerti yang dapat membedakan sesorang dengan yang lainya. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa pada bagian ini akan memaparkan nilai-nilai karakter dan adab seorang santri kepada guru dalam kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim.

Nilai-nilai yang terkandung dalam kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim menjelaskan bagaimana perilaku atau adab sopan santun seorang santri kepada gurunya agar menjadi insan yang terdidik demi kemajuan bangsa. Dalam konsep pendidikan kitab Adabul Alim wal Muta’allim, terdapat lima konsep pendidikan akhlak.

1.      Memurnikan Niat

Niat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk kita semua bahkan dalam hal apapun tetntunya dalam mencari ilmu, seperti sabda Rasulullah SAW:

 إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ

“Sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya."

Menuntut ilmu untuk mencari ridho Allah SWT, mengharap kebahagiaan dunia dan akhirat, menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri, dan melestarikan Islam. Karena sesungguhnya kelestarian Islam hanya dapat dipertahankan dengan ilmu.

2.      Berperilaku Qana’ah

Qana’ah mengandung lima perkara yaitu menerima dengan rela terhadap apa yang ada, memohon kepada Allah tambahan yang pantas, menerima dengan sabar atas sesuatu yang sudah menjadi takdir, tidak tertarik oleh tipu daya dunia, dan selalu berdoa kepada Allah dan berusaha.

3.      Berperilaku Tawadhu’

Sikap Tawadhu' adalah rendah hati, yang mana sikap ini banyak kita jumpai di lingkungan pondok pesantren. Sikap tawadhu sendiri mempunyai beberapa ciri antara lain tidak sombong, tidak angkuh atau merendahkan diri.

4.      Berperilaku Zuhud

Zuhud dapat didefinisikan dengan suatu usaha untuk mengalihkan perhatianya terhadap kenikmatan dunia dan meninggalkan sesuatu, yang paling utama adalah hal-hal keduniaan seperti harta, pangkat dan kedudukan di masyarakat yang hanya bersifat sementara.

5.      Menghindari kemaksiatan

Pendidikan karakter harus dilaksanakan sesuai akidah dan akhlak, agar menjadi seseorang yang bertakwa kepada Allah. Kemaksiatan sama halnya dengan perilaku tercela, tercela adalah perilaku buruk yang dikenal sebagai suatu tipu daya yang menggambarkan kegiatan yang perlu dihindari karena mendatangkan mudharat bagi pelakunya. Kegiatan tersebut menipu diri sendiri dan orang lain.

         Pendidikan akhlak terhadap seorang santri di lingkungan pondok pesantren sangatlah penting. Dalam kajian kitab ini diperlukan untuk mendorong tanggung jawab, meningkatkan etika seorang santri, meningkatkan motivasi belajar, membangun pola pikir dan terkhusus pola sikap. Penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kualitas etika seorang santri sebelum dan sesudah mempelajari kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)